Senin, 25 Mei 2009

Best of the Best

. Senin, 25 Mei 2009
0 komentar


Jakarta - Jagoan tidak harus kalah duluan. Jagoan adalah mereka yang menang dari awal sampai penghabisan. Manchester United dan Barcelona akan bertarung untuk memperebutkan titel best of the best.

Ada banyak alasan kenapa hampir semua orang menganggap duel Liga Champions tahun ini adalah yang ideal. Final impian. Bahkan alasan itu sudah dianalisis jauh-jauh hari, paling tidak ketika bursa taruhan sedari awal memang menempatkan dua tim tersebut di urutan teratas dalam daftar favorit juara.

MU mewakili kompetisi terbaik dunia saat ini, Liga Inggris, dan Barca adalah representasi liga terciamik nomor dua di Eropa, Liga Spanyol. Dan ingat, mereka sudah menjadi juara di negeri masing-masing.

Sukses memenangi kompetisi domestik itulah yang menambah besar prestise duel mereka di Stadion Olimpico, Rabu (27/5/2009) malam atau Kamis dinihari WIB nanti. Bayangkan: juara Inggris versus kampiun Spanyol. Keren.

Lain-lain, semua data perjalanan mereka menuju tangga juara lokal dan Eropa sudah terbentang dengan gamblang, seakan-akan terlalu mudah bagi orang untuk menghafalnya.

MU memang kalah tipis dari Liverpool di akhir tahun 2008, tapi kemudian berlari lebih kencang. Jika The Reds sempat rajin memungut hasil seri, MU tetap konsisten dengan kemenangan, dan itulah yang membuat mereka tampil sebagai juara. Jagoan memang harus menang selalu.

Dalam urusan kemenangan, Barca tak kalah "biangnya". Kalah di pekan pertama La Liga dengan pelatih barunya, Josep Guardiola, sampai berbulan-bulan kemudian orang melupakan kekalahan tersebut. Ada anekdot, pertanyaan buat Barca bukanlah "besok menang atau kalah", melainkan "besok menang berapa?"

Faktanya, Barca memang sangat jago. Jagoan yang terus menang. Xavi Hernandez dkk menyihir dunia lewat permainan atraktif, berseni tinggi, dan -- yang paling menghibur adalah -- mencetak banyak gol. Di La Liga, dengan menyisakan satu pertandingan lagi, mereka sudah menghasilkan 104 gol.

Di kancah Eropa, MU nyaris tak punya kesulitan berarti. Kerikil yang pernah dimunculkan media hanyalah ketika mereka ditahan FC Porto di Old Trafford di leg pertama babak perempatfinal dan dibayang-bayangi statistik buruk di Portugal. Nyatanya mereka tetap menang lewat gol tunggal Cristiano Ronaldo.

Catatan penting lain adalah ketika MU menundukkan jawara Italia, Inter Milan, yang dibesut eks pelatih Chelsea, Jose Mourinho. Fergie Babes juga mudah melewati seteru lokalnya, Arsenal, di babak semifinal.

El Barca? Menang telak 4-0 atas klub sebesar Bayern Munich adalah salah satu bukti betapa mengerikan tim ini. Tembok pertahanan Chelsea pun pada akhirnya mampu dibongkar, walaupun baru dilakukan di menit-menit terakhir. Tapi justru itu yang menunjukkan mental juara Los Blaugana, mental jagoan.

Sampai di situ, barangkali tidak mudah untuk membuat prediksi sederhana tentang siapa yang bakal menjuarai Liga Champions dua hari mendatang. MU dan Barca memang dua tim terbaik di dunia saat ini. Dan nanti, pada Kamis dinihari WIB akan ditemukan dari mereka, siapa yang berhak menyandang status yang terbaik di antara yang terbaik. Best of the Best.

Read More »»

Barca Berpesta Usai Kalah

.
0 komentar


Barcelona - Barcelona sudah dinyatakan menjadi juara La Liga sejak pekan lalu, tapi baru pekan ini trofi juara diangkat oleh pemain-pemain Barca. Namun, selebrasi tersebut sedikit tercoreng dengan kekalahan dari Osasuna.

Los Blaugranas keluar sebagai juara La Liga setelah rival terdekat mereka, Real Madrid, takluk 0-3 di tangan Valencia pekan lalu. Sial bagi Barca, kala itu mereka gagal melengkapi kesuksesan tersebut dengan kemenangan. Alih-alih meraih tiga angka, mereka malah kalah 1-2 di tangan Mallorca.

Pekan ini mereka kebagian menjamu tim papan bawah Osasuna. Namun, karena sudah menjadi dinobatkan menjadi juara, laga yang berlangsung di Nou Camp, Minggu (24/5/2009) dinihari WIB, ini sudah tak berpengaruh besar lagi bagi mereka.

Di depan Barca masih ada satu pertandingan yang lebih penting, yakni final Liga Champions. Pada pertandingan yang bakal dihelat di Stadion Olimpico Roma itu Los Cules akan menghadapi juara Inggris musim ini, Manchester United.

Wajar apabila kemudian Barca menyimpan sejumlah pemain intinya. Nama-nama seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez, Thierry Henry, dan Andres Iniesta disimpan untuk menghadapi The Red Devils sehingga jadilah Barca tampil dengan pemain lapis kedua.

Barca memang tak tampil jelek dan bisa menghasilkan beberapa peluang, namun tak satu pun yang berbuah menjadi gol. Sebaliknya, Osasuna berhasil membobol gawang mereka lewat sundulan Walter Pandiani, dan itulah satu-satunya gol dalam laga tersebut.

Toh demikian, kekalahan itu tak menghalangi Nou Camp berselebrasi. Di akhir laga, satu per satu pemain Barca mengangkat trofi juara. Sementara sang manajer, Josep Guardiola, diangkat tinggi-tinggi oleh pemain-pemainnya karena dialah nahkoda Barca untuk kembali menjadi juara Spanyol.

Setelah dua musim tak mengangkat trofi juara--yang mana justru lepas ke tangan Madrid--Barca memang layak untuk merayakan kesuksesan ini. Sebelumnya mereka juga berhasil merengkuh gelar juara pada Copa del Rey, dan kini tinggal satu trofi lagi yang tengah mereka bidik: Liga Champions.

Read More »»

Tanpa Gol di Jalak Harupat

.
0 komentar


Pelita Jaya v Arema Malang 0-0
Arema meraih satu poin dari lawatan away di Bandung setelah menahan imbang tanpa gol tuan rumah Pelita Jaya Jawa Barat di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Minggu (24/5). Selain memutus rekor enam kemenangan beruntun Pelita Jaya, hasil dua away di Semarang dan Bandung merupakan pencapaian terbaik Arema pada pertandingan away sejak menang atas Pelita Jaya dan Persijap Jepara di awal kompetisi.



Pre Match
Pelatih Arema, Gusnul Yakin, melakukan beberapa rotasi pemain menyusul absennya Alexander Pulalo dan Patricio Morales. Fandi Mochtar di geser ke belakang sebagai bek kiri, sementara Roni Firmansyah kembali turun sebagai starter sejak pertandingan menghadapi Persipura akhir Pebruari lalu. Striker Buston Browne yang sembuh dari cedera namun belum seratus persen fit dimainkan bersama Fortune Udo di lini depan Arema.

Susunan pemain Arema:
21-Kurnia Meiga, 6-Suroso (c), 16-Achmad Jufriyanto, 19-Beni Wahyudi, 5-Fandi Mochtar, 4-Hendra Ridwan, 18-Roni Firmansyah (11-Ahmad Bustomi), 22-Roman Chmelo, 14-Arif Suyono (7-M.Bachtiar), 10-Fortune Udo, 50-Buston Browne (9-Dendi Santoso)

Match Report
Kedua tim yang sudah tidak terbebani dengan degradasi maupun juara Liga Super bermain lepas dan cukup terbuka. Arema lebih mendominasi lini tengah permainan pada 10 menit awal dengan umpan-umpan pendek antara Roman Chmelo dan Roni Firmansyah. Peluang pertama diperoleh gelandang asal Slovakia itu ketika tendangan bebas kaki kirinya dari jarak 10 meter di luar kotak penalti Pelita melebar di kanan atas gawang Dian Agus.

Roni Firmansyah yang mencetak gol ke gawang PSIS pada pertandingan sebelumnya kembali melakukan percobaan tendangan jarak jauh pada menit ke 13 meski masih melebar di kanan gawang Pelita Jaya.

Striker asing Pelita yang baru bergabung pada putaran ke dua, James Koko Lomell, hampir membuka skor pada menit ke 17 namun tendangan kerasnya yang mengarah tepat ke tengah gawang Arema dapat ditangkap dengan baik oleh Kurnia Meiga. Beberapa menit sebelumnya kiper timnas U23 itu juga menggagalkan peluang Pelita melalui tendangan Rudi Widodo.

Wasit Yandri mengeluarkan kartu kuning pertama pada pertandingan ini untuk bek Pelita, Johan Ibo pada menit ke 19 saat menarik kaos Arif Suyono yang melakukan serangan dari sisi kanan pertahanan Pelita.

Kurnia Meiga kembali mengamankan gawang Arema ketika wingback Pelita, M. Ridwan, melepaskan tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti.

Tendangan spekulasi kaki kiri Fortune Udo yang mengarah tipis di atas tiang jauh gawang Pelita menutup babak pertama dengan skor imbang tanpa gol.

Memasuki babak ke dua, tuan rumah Pelita yang berupaya meraih tujuh kemenangan beruntun hampir mencetak gol saat heading Eduardo memanfaatkan tendangan sudut masih mampu diamankan oleh Beni Wahyudi di garis gawang Arema.

Arema yang memainkan ball possession dan memperkuat lini pertahanan membuat Pelita kesulitan menembus pertahanan Suroso dkk. Fandi Ahmad mengganti James Koko Lomell dan Egi Melgiansyah dengan Khusnul Yakin dan Jusmadi untuk mengimbangi lini tengah Arema yang dikawal Hendra Ridwan dan Roni Firmansyah.

Peluang terbaik Arema di babak ke dua dihasilkan striker muda Dendi Santoso yang masuk menggantikan Buston Browne. Setelah melakukan solo run dari tengah lapangan, tendangan mantan striker Arema U-21 itu masih menyamping di kanan gawang Dian Agus.

Di akhir babak ke dua, Gusnul Yakin memasukkan Ahmad Bustomi dan M. Bachtiar, namun dengan kedua tim yang bermain safe dan memainkan ball possession, tidak ada gol yang tercipta hingga pertandingan berakhir. Dengan hasil ini, Arema menghentikan rekor enam kemenangan beruntun Pelita Jaya sekaligus naik satu peringkat ke posisi 11, unggul satu poin atas Persiba Balikpapan.

Read More »»

Ranieri Diganti, Del Piero Unjuk Gigi

.
0 komentar


Turin - Performa Alessandro Del Piero mandeg belakangan ini. Tapi dia baru saja membuktikan kalau dirinya cuma tersendat karena Claudio Ranieri.

Berulang kali Del Piero dikesampingkan Ranieri dalam beberapa partai terakhir Juventus. Tak pelak dipecatnya sang allenatore yang digantikan Ciro Ferrara bak jadi berkah buat sang kapten.

Del Piero pun hadir lagi di starting XI dan langsung unjuk gigi. Menghadapi Siena, Minggu (24/5/2009), Del Piero bikin sepasang gol plus sebuah assist dalam kemenangan 3-0 untuk Juve.

Dengan penampilan apik tersebut, Del Piero seperti ingin memberi pesan khusus kepada Ranieri. Jika saja Tinkerman setia dengannya, mungkin saja nasibnya takkan seperti sekarang.

"Saya pikir Ranieri memiliki cara untuk melihat sesuatu, yang mana hanya dia yang bisa memahaminya," ceplos Del Piero di Channel 4, Senin (25/2009).

Del Piero memang tampak tak menutupi rasa heran terhadap keputusan Ranieri yang sudah mengabaikannya. Namun, pemain berusia 34 tahun itu juga tak mau menyalahkan si mantan allenatore.

"Saya selalu berusaha sekuat tenaga. Saya senang sudah bisa bikin dua gol di debut Ferrara, tapi jangan lupa saya sudah bikin 19 gol dengan Ranieri. Ferrara memberi saya kepercayaan diri dan terus menjaga hal itu sepanjang laga."

"Harus diakui bahwa saat tengah berjaya kami semua hebat, tapi dalam waktu-waktu sulit Ranieri tak bisa disalahkan sendirian. Semua pemain yang diturunkan, seperti diri saya sendiri hari ini, harus memberikan yang terbaik. Hal sama terjadi dengan (Nedved) dan Mauro (Camoranesi)," demikian Del Piero.

Read More »»

Mewujudkan Liverpool yang Nyaris Sempurna

.
0 komentar


Liverpool - Liga Primer Musim ini adalah yang terbaik untuk Liverpool sejak era Rafael Benitez. Sang manajer pun mengaku bangga. Sayang, ada satu hal besar yang kurang: trofi jawara.

Liverpool menyudahi musim ini dengan kemenangan 3-1 atas Tottenham Hotspur, Senin (25/5/2009) dinihari WIB. Hasil itu bikin poin mereka di papan klasemen genap jadi 86 angka

Semenjak Benitez masuk ke Anfield tahun 2004 silam, jumlah angka itu adalah yang terbaik untuk 'Si Merah'. Di musim pertamanya Benitez cuma membawa Liverpool menutup musim dengan 58 angka, diikuti dengan 82, 68 dan 76, pada musim-musim berikutnya.

Peningkatan tersebut tak luput dari pengamtan si manajer asal Spanyol yang mengaku bangga. Namun, dia juga kecewa karena raihan timnya yang kali ini jadi runner-up tetap tak jua berbuah tahta juara.

"(Hasil) ini melukiskan kebanggaan dan kekecewaan. Kami harus bangga karena saat bicara 86 angka itu luar biasa. Tapi tetap saja tak cukup untuk memenangi gelar. Kami harus berbenah dan jadi nyaris sempurna untuk memenangi gelar," akunya di Goal.

Dari statistik Liverpool musim ini, mereka juga sukses menjadi tim yang paling sedikit mengalami kekalahan. Tercatat cuma dua kali mereka kandas musim ini. Di lini serang, 77 gol Anfield Gang pun jadi yang paling banyak dibanding tim-tim lain.

Akan tetapi, masalah inkonsistensi diakui Benitez akan jadi pekerjaan rumah untuk timnya di musim depan. Pembenahan di sektor itu plus pemain baru yang mumpuni diyakini bakal kian mengilapkan Liverpool nanti.

"Kami harus lebih garang sedari awal. Adalah tantangan buat kami untuk mendatangkan pemain yang tepat, memulai musim seperti saat ini dan tidak bikin kesalahan," seru Benitez.

Read More »»
 

Wikipedia Search